Kesehatan

Resep Bahagia Menjalani Lansia

lansia bahagiaMungkin sebagian orang telah mempersiapkan kesehatan fisik dan keuangannya untuk hari tua atau saat pensiun. Namun, banyak dari mereka lupa untuk mempersiapkan kesehatan mental dan emosinya. Padahal banyak sekali problem psikologis yang akan dialami oleh seseorang saat memasuki usia senja, lansia atau pensiun”, ujar Ika Herani psikolog dan dosen Unibraw dalam pemaparannya pada kegiatan penyuluhan “Lansia Sehat, Kreatif dan Mandiri”, di Kelurahan Kidul Dalem pada Rabu (02/09) kemarin. Dosen ramah itupun kemudian mengemukakan panjang lebar resep mengisi dan melalui hari tua dengan bahagia. Berikut pemaparannya kami disarikan dalam tulisan ini.


Bahagia saat memasuki usia senja

Memasuki masa pensiun, hari tua atau usia senja bukan berarti dimulainya masa-masa suram. Seorang lansia dapat tetap aktif, produktif, sehat dan bahagia. Syaratnya ia harus mampu segera beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan keadaan yang akan mulai dirasakannya.

Berkurangnya perhatian anak-anak karena memang telah beranjak dewasa atau memiliki keluarga dan urusan sendiri, dan menurunnya kemampuan fisik adalah kenyataan yang mulai akan dirasakan dan harus dihadapi saat memasuki usai senja atau hari tua.

Hal tersebut menuntut pengelolaan mental dan psikologis yang baik agar tidak berujung pada stress, baik stress ringan, sedang maupun berat. Setidaknya ada 3 resep (ABC bahagia) yang bisa ditempuh oleh para lansia untuk menghindari hal tersebut, yaitu: 1) Atasi stres dengan cara-cara positif, 2) Berpikir aktif dan positif setiap saat, dan 3) Carilah teman sebanyak-banyaknya. Berikut penjelasan dan tips-tipsnya.

Atasi stres dengan cara-cara positif

Stress apapun skalanya sesungguhnya adalah REAKSI, sedangkan pemicunya disebut PENYEBAB STRES. Sehingga jika mampu mengidentifikasi penyebab stress, maka kita pun bisa memilih bagaimana harus bereaksi terhadapnya.

Kalau kita bereaksi negatif misalnya: merasa gagal, marah, ataupun putus asa maka kita pun akan menjadi DEPRESI. Namun apabila kita memilih untuk menghadapinya dengan cara positif yaitu; merasa tertantang, tetap aktif, bersemangat, dan mau berubah maka kita pun akan jadi BAHAGIA.

Tips:

Lebih lanjut, mengatasi stress masa tua secara positif dapat dilakukan melalui 5 langkah yang kemudian dapat diakronimkan dengan inisial HAPPY. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

HAPPY

Hitung hal – hal positif yang dimiliki dan syukurilah; Mengucap syukur adalah cara paling ampuh untuk menenangkan diri saat stress. Termasuk stress karena masalah keuangan. Sadarilah bahwa masalah tersebut memang seringkali terjadi dan tidak terbatas saat masa-masa pensiun saja.

Awasi stabilitas emosi dan tingkatkan rasa humor; Dengan menjaga stabilitas emosi secara disipin, setiap kali stress datang maka tidak akan terjadi reaksi yang terlalu berlebihan. Misalnya: membanting pintu, berteriak– teriak, dsb. Memperbanyak senyum dan humor akan sangat membantu stabilnya emosi.

Perhatikan gangguan fisik yang dirasakan; Perhatikan respon tubuh saat stress, karena stress umumnya mempengaruhi tubuh kita. Misalnya detak jantung semakin cepat, pusing, sesak nafas, dsb. Dengan mengenali respon tubuh saat stress, resiko terburuk akan dapat diminimalkan.

Pertahankan kesehatan fisik dan mental; Seseorang yang tidak memiliki pola hidup sehat akan rentan terjangkit Dan saat stress tubuh akan mudah sakit. Hal ini berangkai seperti lingkaran setan. Olahraga rutin, pola makan yang sehat, dan tidur yang cukup adalah langkah paling efektif menghindari stress.

Yakinlah bahwa setiap masalah akan dapat diselesaikan; Berpikir positif adalah obat paling mujarab untuk mengatasi stress. Agar pikiran tetap positif, maka harus diisi dengan hal– hal positif pula. Yakinlah bahwa Tuhan tidak akan menguji manusia diluar kemampuannya. Jadi apapun masalah yg dihadapi pasti akan mampu dilewati.

Berpikir aktif

Seringkali kita berpikir jika usia sudah tua maka daya tangkap otak juga menurun. Tetapi sebenarnya itu tergantung seberapa sering kita melatih otak kita untuk berpikir aktif. Jika kita dikuasai pikiran bahwa kita sudah tua, maka kita akan merasa enggan menggunakan otak untuk belajar dan memulai hal-hal baru. Akibatnya otak kita benar–benar menjadi tua dan lambat berpikir.

Contoh nyata adalah dr. Khouw Lip Suan yang baru memulai usahanya mendirikan rumah sakit saat ia berusia 65 tahun. Sekarang Rumah Sakit Mitra Keluarga yang dirintisnya menjadi salah satu rumah sakit paling maju di Jakarta. Jadi tidak pernah ada kata ‘terlambat’ atau ‘terlalu tua’ untuk memulai sesuatu dan terus berpikir hal-hal baru.

Tips:

  1. Pikiran harus diasah untuk selalu aktif dan melakukan sesuatu, seperti; membaca buku, mengisi TTS, dll. Hal ini akan mengurangi kepikunan usai lanjut.
  2. Untuk merangsang agar pikiran terus aktif maka sesekali tantang otak kita untuk melakukan hal-hal baru, seperti; mengikuti kegiatan pelatihan, beternak, berkebun, dll.
  3. Pikiran bisa tetap aktif apabila tubuh juga terjaga kesehatannya. Olah raga ringan bisa dilakukan secara rutin, misalnya; senam otak, jalan kaki, dll.
Cari teman sebanyak-banyaknya.

Penelitian menyatakan bahwa orang yang memiliki hubungan sosial yang kuat dengan lingkungannya akan lebih aktif juga secara mental. Oleh karena itu, penting sekali untuk memiliki interaksi sosial yang teratur dan konsisten dengan teman– teman dan keluarga.

Investasi terbesar yang dapat kita buat dalam hidup adalah investasi kita terhadap orang lain. Jangan bosan untuk terus bertemu dengan orang-orang baru, berhubungan kembali dengan teman lama, dan lakukan aktivitas kreatif bersama, serta saling menolong teman yang membutuhkan.

Tips:

  1. Berinisiatiflah untuk menghubungi keluarga atau sahabat lama dan jangan menunggu mereka untuk menghubungi kita.
  2. Seringlah mengajak ngobrol orang-orang di lingkungan sekitar, misal: kerabat, tetangga, atau teman pengajian/arisan.
  3. Aktiflah memberikan bantuan jika ada yang memerlukan baik secara personal maupun di organisasi/perkumpulan.
  4. Ikuti kegiatan kelompok di lingkungan sekitar, misal: kegiatan senam bersama di lingkungan komplek atau pengajian di mesjid terdekat.

Hal mendasar yang perlu betul-betul dipersiapkan untuk menyongsong ataupun melalui hari-hari tua adalah penyiapan dan pengelolaan mental/ psikologis. Penyesuaian mental/psikologis secara positif berkorelasi dengan tubuh yang sehat. Mental/psikologis yang senantiasa positif dengan tubuh sehat akan mengantarkan pemiliknya pada interaksi sosial yang membahagiakan. Ia akan memiliki dan dimiliki banyak teman. 

Dengan memiliki banyak teman, maka:

Bisa mengatasi stress lebih baikTubuh lebih sehat dan pikiran tetap aktifOptimisme meningkat.

Seseorang yang stress akan semakin stress jika melaluinya sendirian. Setiap orang membutuhkan tempat untuk menyalurkan perasaan dan rasa frustasinya, dengan cara menceritakannya pada orang lain.

Ada hubungan yang erat antara kekebalan tubuh seseorang dengan interaksi sosialnya terhadap orang– orang dan lingkungan sekitar. Jika senantiasa dikelilingi oleh orang-orang yang positif dan saling peduli, maka kita akan merasa lebih bahagia dan sehat.

Orang yang memiliki banyak teman akan lebih mudah untuk berpikir positif, sehingga ia dapat melakukan banyak hal meski usianya sudah semakin bertambah. Sehingga ia senantiasa tetap optimis menjalani kehidupannya.


share its with :

facebook twitter