Kabar Ngalam

Potret Alun-alun Malang Tahun 1980-an

Alun-Alun-Malang-80-an-3_1

Kawasan Alun-alun dijadikan tempat sebagai ajang rekreasi bagi keluarga | Foto: Wahyudi Gondrong

Di tahun 1980-an, kondisi Kota Malang masih sepi, tidak banyak kendaraan yang lalu lalang melewati jalan protokol kota. Di tahun itu penduduk Kota Malang masih senang pergi kemana-mana menggunakan sepeda. Begitu juga dengan kondisi Alun-alun Malang.

Seperti halnya pusat kota, Alun-alun Malang seringkali dijadikan destinasi bagi para penduduk untuk melepaskan penat setelah seharian bekerja. Kebanyakan mereka pergi bersama keluarganya. Di sisi lain, rombongan muda-mudi kerap ditemukan bersantai di wilayah yang menjadi titik 0 bagi Kota Malang ini.

Seorang penghuni grup Komunitas Peduli Malang, yang bernama Wahyudi Gondrong memposting foto Alun-alun Malang pada tahun 1980-an. Dari foto tersebut bisa digambarkan kondisi Alun-alun yang nampak tenang, sementara di sekitar wilayahnya sudah terdapat aktivitas perekonomian.

Alun-Alun-Malang-80-an-3_2

Pojok alun-alun Malang bagian barat yang menghadap ke Jalan Merdeka Utara | Foto: Wahyudi Gondrong

Satu hal yang membuat kenangan di pojok Alun-alun Malang bagian utara adalah adanya tempat untuk menyewakan buku-buku. Dari pemandangan itu nampak Mall Sarinah masih berupa dua lantai dan jalanan Malang begitu lengang dengan sedikit kendaraan.

Alun-Alun-Malang-80-an-3_3

Bioskop Ria | Foto: Wahyudi Gondrong

Di sebelah timur Alun-alun Malang, ada Bioskop Ria Atau juga dikenal dengan Bioskop Rex. Disain Art Deco buatan Belanda masih dipertahankan. Bioskop ini adalah bioskop yang cukup megah di zamannya, selain Ria, di sebelah utara di kawasan Kayutangan juga ada Bioskop Merdeka dan Bioskop Kelud.

Dari foto diatas, dua film yang menjadi tontonan utama adalah The Emerald Forest (1985) yang dibintangi oleh Powers Boothe, Meg Foster, hingga Yara Vaneau dan film Naked Vengeance (1985) yang dibintangi Deborah Tranelli, Kaz Garas, dan Carmen Argenziano.

Di awal 90-an, performa Bioskop ini memudar sehingga bangunannnya dibongkar dan dijadikan sebuah Bank hingga sekarang.

Alun-Alun-Malang-80-an-3_4

Masjid Jamik | Foto: Wahyudi Gondrong

Masjid Jami‘ adalah masjid terbesar yang ada di Kota Malang, bangunan yang terletak di sebelah barat Alun-alun Kota Malang itu di tahun 1980-an masih dicat dengan menggunakan warna krem.

Yang menarik dari foto di atas adalah adanya angkutan Bemo yang berjalan ke utara. Ya, dulu jalan di depan masjid masih menggunakan dua arah dan kondisinya masih lengang. Kalau sekarang jalan tersebut sudah satu arah.

Alun-Alun-Malang-80-an-3_5

Parkir di depan Siswa | Foto: Wahyudi Gondrong

Kondisi parkiran di depan pertokoan Siswa ataupun Apotek Sejati ataupun Toko Kamera Pantai. Ya, beginilah kondisinya di tahun itu. Becek ketika hujan dengan jalanan aspal yang rusak.

Alun-Alun-Malang-80-an-3_6

Parkir di depan Mitra | Foto: Wahyudi Gondrong

Parkir di depan Mitra Malang Mall pertama yang ada di Malang. Jika dilihat dengan seksama, maka kebanyakan di tahun 1980-an warga Malang menggunakan sepeda motor Honda. Ya, di tahun itu merk sepeda ‘Honda 70’ memang gencar melakukan promosi.

Gencarnya promosi tersebut berjalan sukses dengan larisnya Honda di Malang. Tidak heran sama seperti air mineral di masa sekarang yang disebut dengan nama ‘Aqua’, maka warga Malang mengatakan ‘Honda’ sebagai sebutan untuk sepeda motor apapun merk-nya.

Alun-Alun-Malang-80-an-3_7

Pasar buku bekas | Foto: Wahyudi Gondrong

Di sebelah timur Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPPN) tepatnya di area trotoar. Dulu terdapat sebuat penjual buku bekas. Dengan kondisi yang jalan yang tidak terlalu ramai, pasar buku tersebut selalu saja ada pembelinya.


Disalin sepenuhnya dari tulisan Hasan Ishaq di: http://ngalam.co/