Info UmumKabar Ngalam

Rekayasa Satu Arah Jl. Aries Munandar Mengurangi Beban Jembatan Eksotik Bug Gludug

Separator dan tanda lalu lintas telah dipasang Dishub di Persimpangan Jl. Aries Munandar – Jl. K.H. Zainul Arifin (depan Hotel Ollino) untuk mendukung rekayasa lalin


Sebagaimana telah direncanakan, rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kepadatan kendaraan yang melintas jembatan Embong Brantas (Buk Gludug) benar-benar mulai diujicobakan kemarin (15/05/17). Rekayasa tersebut adalah pemberlakuan jalur satu arah untuk jalan Aries Munandar di ruas bagian timur. Sementara ruas bagian selatan atau setelah persimpangan Jl. K.H. Zainul Arifin (depan Hotel Ollino) sejak lama memang telah diberlakukan jalur satu arah.

Sebelumnya, kendaraan yang melintas di Jl. K.H. Zainul Arifin dari arah selatan masih diperkenankan belok kanan di persimpangan Jl. Aries Munandar (depan Hotel Ollino) untuk mengarah ke Jl. Gatot Subroto. Kini setelah rekayasa lalin ini diberlakukan, untuk menuju ke wilayah timur atau utara (misalnya Purwantoro atau Sawojajar) dari Jl. Zainul Arifin pengendara harus belok kiri melintasi Jl. Aries Munandar – Jl. MGR. Sugiopranoto dan Jl. Majapahit sebelum mengarah ke wilayah-wilayah tersebut.

Selain itu, di perempatan Gatot Subroto – Jl. Juanda, pengendara yang melintas dari arah utara (jembatan Embong Brantas) kini tidak diperbolehkan lagi untuk langsung belok kanan ke Jl. Aries Munandar. Beberapa rambu lalu lintas juga pembatas jalan (separator) untuk keperluan tersebut telah dipasang oleh Dishub Kota Malang.

Pantauan media ini sejak kemarin atau selama dua hari pelaksanaan uji coba rekayasa jalan tersebut, secara umum lalu lintas di jalur-jalur terkait terlihat lancar dan kondusif. Meski tak terelakkan limpahan penutupan arus tersebut berdampak pemadatan arus kendaraan yang cukup terasa di tikungan Jl. MGR. Sugiopranoto hingga perempatan Jl. Majapahit.

Bahkan di hari pertama uji coba kemarin, jalur angkota yang melintasi jalan itu harus dialihkan agar tidak terjadi kemacetan. Separator dan beberapa motor petugas terlihat diparkir melintang untuk menutup jalur khusus angkota GA dari Jl. Majapahit tersebut. Banyaknya petugas yang diturunkan, dari Dishub didukung Kepolisian dan TNI juga sempat memantik rasa penasaran warga masyarakat yang melintas di kawasan tersebut.

Namun begitu, menjelang sore kepadatan kendaraan di jalan depan Kantor Kelurahan Kidul Dalem itupun berangsur surut dan normal kembali, termasuk pantauan hari ini (16/05/17).

Banyaknya petugas untuk mendukung implementasi uji coba rekayasa lalin pada hari pertama kemarin (15/05/17), memantik rasa penasaran warga karena disangka ada kejadian kriminal.

Sementara itu, pantauan dilapangan kendaraan yang melintas di jembatan Embong Brantas masih terlihat tetap tinggi. Seperti hari-hari sebelumnya, truk-truk besar dan bus antar kota kerap terlihat diantara mobil dan motor yang berebut jalan. Saat melintas di jalan provinsi itu, pengendara memang dituntut untuk lebih bersabar. Mereka harus mentaati aba-aba dua orang supeltas yang terlihat berpeluh memandu pengendara di pertigaan Trunojoyo, Panglima Sudirman dan Gatot Subroto itu. Lebih- lebih setelah di kawasan tersebut hadir Kampung Wisata Jodipan dan Kampung Triji. Hampir dipastikan setiap akhir pekan jalur Jembatan Embong Brantas semakin padat dan merayap.

Memang rekayasan jalan yang dilakukan Dishub kali ini tidak serta merta akan menyelesaikan persoalan kemacetan di kawasan Jembatan Embong Brantas atau Jalan Gatot Subroto itu. Beberapa jalan arteri lainnya yang searah dengan Jl. Aris Munandar (misalnya Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Jl. Pasar Besar atau Jl. Kyai Tamin) bisa dipilih pengendara untuk dapat melintas di Jl. Gatot Subroto dan memadati jembatan kolonial tersebut. Diluar itu, banyak variabel lain yang memang harus diurai; kapasitas jalan (yang merupakan kewenangan pemprov), infrastruktur pendukung (rambu-rambu, saluran air jalan), dan yang terpenting: kesadaran dan moralitas pengguna jalan!.

Meski kemacetan akan tetap terjadi, upaya Dishub kali ini harus tetap didukung dan diapresiasi. Karena, setidaknya akan mengurangi beban jembatan eksotik Buk Gludug yang memang semakin tua. Lebih-lebih beberapa waktu lalu jembatan kolonial tersebut sempat dirumorkan kontruksinya mulai rapuh, meski kemudian isu tersebut ternyata tidak benar dan jembatan Embong Brantas terbukti masih kokoh hingga kini. Semoga saja! (mazipiend|kelkidal)


Baca juga:

MULAI BESOK, JALAN ARIES MUNANDAR SATU ARAH