Mengantisipasi bentrok susulan, Babinsa-Babinkamtibmas Kidul Dalem bergerak cepat. Sehari pasca bentrok yang menewaskan salah seorang mahasiswa di Jl. Embong Brantas pada Sabtu(14/11) kemarin, kedua institusi trantib teritorial itu segera menggelar dialog.
Melalui aktivitas Giat Sambang, Babinsa dan Babinkamtibmas bersama perangkat kampung pada Minggu (15/11) malam melakukan serangkaian pertemuan dan dialog dengan mahasiswa NTT yang juga banyak indekost di wilayah Kidul Dalem.
Sebagaimana diberitakan media ini, bentrok yang terjadi di wilayah Kidul Dalem pada Sabtu kemarin melibatkan dua kubu yang sebenarnya berasal dari provinsi yang sama yaitu NTT. Satu kubu berasal dari Manggarai Barat dan kubu lainya berasal dari Manggarai Timur.
Serda Suned (Babinsa) dan Aiptu Heru S.W. (Babinkamtibmas) bersama Ketua RW. 03 Drs. Suyadi, secara marathon mengunjungi rumah-rumah kost yang menjadi kantong-kantong mahasiswa dan pelajar asal NTT. Mereka melakukan dialog dengan para penghuninya.
Mereka memberikan pengertian dan pemahaman kepada para pemuda yang emosinya mudah terbakar tersebut, untuk bersama-sama menahan diri. Kekerasan, apapun alasannya hanya akan membawa kerugian bagi para pelakunya.
“Di pihak keluarga korban tentu sangat bersedih dan merasa sangat kehilangan dengan kematian korban. Namun, keluarga para pelakupun pasti juga bersedih karena anggota keluarganya harus ditahan akibat kejadian ini”, tutur Aiptu Heru S.W., kepada para pemuda tersebut.
“Percayakan penanganan sepenuhnya kepada kepolisian dan tetap menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan semuanya”, sambung Serda Suned penuh persahabatan kepada para penghuni kost yang ternyata berasal dari Manggarai tengah itu.
Wilayah Kel. Kidul Dalem selama ini memang dikenal sebagai daerah kost favorit. Selain para pekerja, para pelajar dan mahasiswa asal Indonesia timur juga banyak bermukim di sini, khususnya di wilayah RW. 03.
Sementara itu, dua hari pasca insiden yang menjadi headline media-media lokal itu, dilokasi kejadian yang masuk wilayah RW. 05, aktivitas kembali terlihat normal. Suasana sangat kondusif dan seolah tidak pernah ada insiden yang sempat mencekam sebagaimana dua hari sebelumnya.
Dari Polres Malang Kota dilaporkan bahwa institusi tersebut telah berhasil menangkap 2 orang terduga pelaku yang menyebabkan tewasnya Fidelis Onto tersebut. Masing-masing berinisial RS (20) dan NN (19). Keduanya tak lain adalah mahasiswa dari kampus yang sama dengan korban. Belum jelas benar motif pengeroyokan yang berakhir tewasnya korban tersebut.
Empat terduga pelaku lainnya masih dalam pengejaran polisi. “Identitasnya sudah kami kantongi semua”, ujar Kasatreskrim Polres Malang Kota, AKP Harianto R. Sebagaimana di kutip dari Radar Malang. (mazipiend|kelkidal)