Hari Minggu agaknya menjadi hari puncak kunjungan bagi Alun-alun Kota Malang. Seperti yang terlihat pada Minggu (22/11) kemarin. Kursi-kursi dan tempat duduk yang banyak tersebar di berbagai area nyaris tak ada yang melompong. Bahkan di beberapa titik, hamparan rumput hijau yang mestinya bukan untuk duduk, terlihat dimanfaatkan beberapa pengunjung untuk enjoy bersantai bersama keluarga atau pasangannya.
Beberapa wahana yang tersedia, tak luput jadi sasaran rekreatif warga. Lebih-lebih wahana playground yang memang terlihat lebih ramai dengan banyaknya pengunjung yang mengantri. Anak-anaknya dengan orang tuanya bergerombol di pintu masuk wahana baru berkapasitas 20-an anak tersebut.
Dari berbagai pemandangan keceriaan pengunjung Alun-alun Malang siang itu, yang tak kalah menarik adalah aktivitas remaja di area berporselen hitam putih di pojok sebelah barat taman kota itu. Area bak papan catur seluas 4 x 3.2 m tersebut memang disediakan untuk ajang kreativitas dan seni.
Siang itu sekitar 6 atau 7 anak remaja terlihat sedang beratraksi ria di spot yang kini memang mulai sering dimanfaatkan berbagai komunitas untuk venue berlatih itu. Kali ini adalah komunitas pencinta Break Dance yang berkumpul dan berlatih di tempat itu. Dandanan mereka khas remaja urban lainnya, model-model ska atau sejenisnya.
Terdengar musik bervolume rendah namun menghentak dari mini compo yang mereka bawa. Bergantian mereka memutarkan badan 3600 dengan posisi kaki menjulang ke atas. Sesekali hanya bertopang pada kepala atau kedua telapak tangan mereka. Yang lainnya berjingkrak-jingkrak mengikuti irama musik yang bahkan suaranya kalah dengan deru kendaraan di ruas jalan disebelahnya.
Dan ketika gerakan-gerakan tersebut kurang sempurna atau pelakunya terjatuh, tertawalah mereka bersama. Seseorang yang tinggi jangkung kemudian terlihat memainkan kedua tangannya, mencoba megilustrasikan gerakan-gerakan yang seharusnya. Mungkin ia yang diseniorkan, gesture beberapa lawan bicaranya terlihat menganguk-angguk tanda mengiyakan.
Juanda, salah seorang dari mereka mengaku senang berlatih di tempat itu. “Ya senanglah!”, ujar remaja itu singkat seraya tertawa lepas bersama teman-temannya. Lelaki belasan tahun asal Mergan itu mengaku sering berlatih di tempat itu bersama komunitasnya. Meski masih sangat sederhana, ia merasa bangga bahwa hobi dan energinya tersalurkan melalui lantai catur di Alun-alun Malang.
Dari pengamatan media ini di lokasi, spot tersebut memang sangat minimalis. Hanya lantai porselen hitam putih di antara hamparan rumput di area pojok sebelah barat. Tak ada papan tulisan atau apapun untuk mengidentifikasi spot mulai kerap dimanfaatkan beberapa komunitas tersebut. Jika sedang tak digunakan aktivitas apapun, pengunjung biasanya berseloroh untuk bermain catur orang ditempat itu. Ada ada saja. (mazipiend|kelkidal)
please, share its with :