Kabar Ngalam

Ironi Perilaku Di Tengah Giat Estetika Jembatan Muharto

jembatan muharto baru

Kantong-kantong sampah yang (justru) terlihat di bawah papan peringatan dan disebelah 3 mini container sampah yang kosong melompong.


Kerja keras Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk menyulap Jembatan Muharto menjadi kawasan bersih dan estetis, benar-benar tidak mudah. Baru beberapa hari dinas yang kian giat menggarap estetika wajah kota itu memasang dekorasi jalan di atas jembatan tersebut, dengan harapan tak ada lagi warga yang membuang sampah seenaknya di ujung jembatan itu. Faktanya, Minggu (03/04/16) pagi kemarin sampah dalam kantong-kantong kresek kembali “menghiasi” sudut jembatan tersebut, dan masih di titik yang sama.

Pemandangan yang sangat kontras dengan estetika dekorasi jalan berwarna hijau segar bernuansa daun yang baru dipasang 3 hari sebelumnya. Lebih ironi lagi, para pemilik sampah tak bertanggungjawab itu melemparkan bola-bola sampahnya tepat di bawah papan peringatan. Mereka seakan menertawakan saja kalimat: “Kalau Anda Bukan Orang SEMBARANGAN, Jangan Buang Sampah SEMBARANGAN”.

Mereka tentu paham maksud kalimat peringatan itu. Lebih-lebih tak jauh dari titik itu juga dipasang 3 buah mini container warna-warni khusus untuk menampung sampah-sampah tersebut. Namun mereka masih bersikeras melemparkan limbah rumahtangganya begitu saja di lokasi dimana upaya peningkatan estetika lingkungan tengah dilangsungkan. Inilah yang menjadi penyesalan berbagai pihak.

IMG20160403090848Emboh pak raweruh…”, ujar salah seorang pemilik bedak di seberang jalan agak sewot mengomentari sampah yang terlihat dikerubungi lalat. Bapak yang tak berkenan menyebutkan namanya itu merasa jenuh membicarakan sampah di tempat itu. “Padahal wes ono sing tau dicekel (padahal sudah pernah ada yang tertangkap,red)”, sambungnya tak habis pikir. Menurutnya, aksi lempar sampah biasanya berlangsung dari atas motor dan sering dilakukan pada pagi hari, saat jalanan masih sepi dan bedak-bedak di situ belum banyak yang buka.

Sementara itu Kepala DKP Eric S. Santoso ketika dihubungi media ini menyatakan bahwa memang butuh proses untuk mengubah behavior masyarakat. “Masalah persampahan gak lepas dari proses mengubah perilaku lewat edukasi sam!”, sambungnya, menyiratkan optimisme bahwa pada saatnya jembatan itu juga akan menjadi tempat yang bersih sebagaimana yang diharapkan banyak pihak. Toh saat ini sudah mulai banyak komunitas dan makin banyak bagian masyarakat yang mulai peduli dengan lingkungan dan keindahan kotanya. Hanya sedikit saja yang berperilaku ironi dengan semangat besar kota ini. Dan, andai yang sedikit tersebut segera sadar… Semoga saja! (mazipiend|kelkidal)