Pendidikan

PPDB Online Kota Malang 2016: Menakar Peluang Di Sekolah Pilihan Pada Jalur Online Reguler

ppdb smati

Orang Tua Siswa melihat Pengumuman PPDB Online 2016 di salah satu sekolah di Kawasan Tugu


Sebagaimana telah dijadwalkan dalam PPDB Online Kota Malang, hari ini Rabu (29/06/16) telah diumumkan Hasil Seleksi PPDB Online untuk Jalur Wilayah. Jalur Online Wilayah dalam PPDB Online Kota Malang kali ini adalah salah satu jalur seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru SMPN, SMAN dan SMKN Kota Malang selain Jalur Online Reguler. Dimana alokasi pembagian pagunya 25% diproyeksikan untuk Jalur Online Wilayah dan 75% untuk jalur Online Reguler.

Berbeda dengan Jalur Online Reguler yang seleksinya hanya berbasiskan Nilai Akhir (plus prestasi jika ada! Baca Juga: PPDB Online Kota Malang 2016: Bagaimana Prestasi Diapresiasi… ), pada Jalur Online Wilayah instrumen seleksi selain NA (Nilai Akhir) juga meliputi unsur kewilayahan atau domisili calon pendaftar. Dimana Dinas Pendidikan Kota Malang telah menentukan wilayah-wilayah cakupan untuk setiap SMPN, SMAN dan SMKN dimaksud (baca juga: PPDB Online Kota Malang 2016: Inilah Pembagian Wilayah Dalam Jalur Online Wilayah…).

Nilai Akhir pendaftar sebagai parameter utama seleksi PPDB Online akan diperoleh dari formulasi: 20% x Rerata Nilai Rapor + 80% Rerata NUS/NUN!. Sementara Rerata Nilai Rapor dimaksud, untuk SMP didapatkan dari rapor kelas IV (semester 1 dan 2), kelas V (semester 1 dan 2), kelas VI (semester 1). Sedangkan untuk SMA/ SMK diperoleh dari rata-rata nilai dari rapor kelas VII (tujuh) semester 1 dan semester 2, kelas VIII (delapan) semester 1 dan semester 2, kelas IX (sembilan) semester 1.

Namun begitu, menyimak pengumuman hasil seleksi Jalur Online Wilayah hari ini, persaingan ternyata juga sangat kompetitif. Tentu ini diluar prediksi beberapa pihak, khususnya yang berasumsi bahwa jalur online wilayah yang memang pelaksanaannya lebih awal (27-28 Juni 2016) akan didominasi oleh pendaftar-pendaftar dengan nilai pas-pasan. Faktanya, sekolah-sekolah yang (dianggap) non favoritpun berdasarkan pengumuman tersebut mencatatkan siswa-siswa pemilik NA medium ke atas, prosentasenya juga lumayan cukup tinggi. Terutama di tingkat SMP dan SMA (Klik tautan untuk melihat SMPN, SMAN, dan SMKN). Secara umum tentu ini sesuatu yang menyegarkan, artinya distribusi kualitas pelajar Kota Malang semakin merata.

Hal yang paling penting tentunya data-data tersebut dapat dimanfaatkan sebagai rujukan pagi calon pendaftar yang akan mengikuti seleksi Jalur Online Reguler pada tanggal 30 Juni dan 1 Juli nanti. Setidaknya makin banyak variabel yang bisa dijadikan acuan untuk memilih sekolah sasaran/ sekolah prioritas. Beberapa variabel berikut setidaknya perlu diperhatikan untuk mengukur peluang di sekolah-sekolah pilihan:

  1. Nilai Akhir (NA), tentu saja NA harus dihitung secara cermat dan benar-benar diperhatikan karena menjadi basis utama untuk menentukan pilihan sekolah prioritas. Berapa sekolah telah berupaya membantu dengan sekaligus menghitungkan NA masing-masing lulusannya. Sayangnya, berdasar pengamatan media ini beberapa orang tua juga masih terlihat bingung antara NA dan NUS (untuk SMP) atau NUN (untuk SMA/SMK).
  2. Jumlah Pagu. Pagu adalah jumlah calon siswa yang akan diterima di suatu sekolah atau biasa disebut kuota/ daya tampung. Jumlah Pagu tiap sekolah berbeda-beda dan telah ditentukan oleh Dinas Pendidikan. Hal yang sama adalah bahwa untuk PPDB Online tahun ini; 25% dari Pagu akan diperoleh dari Jalur Online Wilayah, sementara sisanya 75% akan diperoleh dari Jalur Online Reguler (Klik untuk melihat Pagu Online Reguler SMPN, SMAN, dan SMKN).  Kuota pada Jalur Online Reguler untuk pendaftar calon siswa Kota Malang masih akan tersita oleh calon Siswa Luar Kota yang diakomodasi sebanyak 5% dari Pagu untuk tingkat SMPN dan SMAN, dan sebanyak 25% di tingkat SMKN.
  3. Sebaran NUS (Nilai Ujian Sekolah) atau NUN (Nilai Ujian Nasional) tahun 2016 Kota Malang. Di situs Siap PPDB Online Kota Malang telah dipublikasikan secara lengkap terkait hal ini (Klik untuk melihat Sebaran NUS/NUN untuk PPDB SMPN, SMAN, dan SMKN) . Ini akan memberikan gambaran secara kuantitatif bagi calon pendaftar berapa jumlah kompetitornya secara keseluruhan (pemilik NUS/NUN pada rentang yang sama dan diatasnya).
  4. Rayonisasi juga harus diperhatikan, mengingat sistem rayonisasi tidak memperkenankan memilih sekolah lebih dari satu di luar Rayon dimaksud (Klik untuk melihat Rayonisasi PPDB secara lengkap SMPN, SMAN). Tentukan satu Rayon yang mengakomodir sekolah-sekolah sesuai keinginan namun masih relevan dengan modal NA yang dimiliki calon pendaftar.
  5. Pengumuman Hasil Seleksi Jalur Online Wilayah (Klik untuk melihat statistik hasil seleksi SMPN, SMAN, dan SMKN), data ini setidaknya juga akan memperjelas seberapa ketat kompetisi di sekolah-sekolah pilihan. Hal ini tentu membantu mempermudah untuk mengurutkan sekolah prioritas yang akan dipilih dalam satu rayon, karena dapat mempersempit kompetitor di sekolah tujuan.
  6. Timing, calon pendaftar dengan NA jumbo mungkin tidak terlalu berpengaruh mendaftar lebih awal ataupun di menit-menit akhir. Namun bagi pemilik NA yang “nanggung” tentu menentukan sekolah yang pas di last minute tetap jauh lebih prospektif. Calon pendaftar dapat pula sharing atau berkonsultasi di desk pelayanan informasi masing-masing sekolah. Pantauan media ini, beberapa diantaranya terlihat obyektif dan profesional sekali.

Beberapa variabel di atas dapat diintegrasikan dan disimulasikan untuk memilih sekolah tujuan dengan tepat. Harapannya, bakat, minat dan kompetensi akademik yang telah dimiliki calon siswa (setidaknya melalui NA) dapat berkembang optimal karena berada di lingkungan sekolah yang sesuai. Karena bagaimanapun, input kualitatif rata-rata siswa di suatu sekolah cenderung mempengaruhi kultur kompetisi maupun gairah akademis di sekolah dimaksud.

So, akhirnya dalam mencentang urutan sekolah-sekolah pilihan di formulir pendaftaran Jalur Online Reguler pada 30 Juni atau 1 Juli nanti, pertimbangan obyektif dan realistik tetap harus lebih dikedepankan daripada sekedar ikut-ikutan kawan apalagi termakan wacana dikotomi sekolah favorit/ non favorit. Bagaimana menurut anda? Selamat berhitung! (mazipiend|kelkidal)


Artikel terkait:


please, share its by :

facebook twitter