DDentuman meriam dan suara rentetan senjata pasukan doreng-doreng, disusul jerit tangis dan kepanikan terjadi di kawasan Balaikota pagi ini (17/08). Dari arah jalan Tugu, dua buah jeep militer memuntahkan pelurunya ke arah kerumunan massa. Selongsong dari senjata api itu bertebaran disepanjang halaman jantung pemerintahan Kota Malang tersebut. Di sudut lain, segerombolan arek-arek Malang terlihat menyiramkan sesuatu dari jerigen dan membakar gedung kolonial itu. Asap membumbung tinggi, suasana terlihat semakin mencekam.
Tapi jangan tegang dulu. Kejadian tersebut adalah fragmen dari Sosiodrama Perjuangan Arek-arek Malang semasa perjuangan kemerdekaan yang ditampilkan dalam rangkaian Upacara Memperingati Detik-detik Proklamasi di halaman Balaikota dan Jalan Tugu. Teatrikal apik tersebut dipersembahkan oleh siswa-siswi Kolese St. Yusuf bekerjasama dengan Kodim 0833 Kota Malang.
Upacara peringatan 72 th Kemerdekaan itu sendiri, diikuti oleh sekitar 2 ribuan lebih peserta dan undangan. Diantaranya dari pasukan TNI dari ke-3 matra, Polri, Korpri, Linmas, BPBD, Banser, dan lain-lain. Sementara di kursi undangan terlihat pula dari kalangan Legislatif (DPRD), politikus, para veteran dan keluarga tokoh pejuang, perwakilan BUMD maupun pihak swasta.
Mereka bersatu padu membaur dengan khidmad mengikuti prosesi upacara yang dimulai sekitar pk. 09.45 itu. Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Walikota Malang, H. Moch. Anton, dengan perwira upacara Kepala Barenlitbang, Eric Setyo Santoso, serta pembaca teks proklamasi adalah Wakil Ketua DPRD Kota Malang, H.M Zainudin yang menggantikan Arif Wicaksono, menyusul pengunduran diri sang Ketua DPRD Kota Malang tersebut.
Upacara istimewa tersebut juga disaksikan ratusan masyarakat yang harus rela berdiri ditengah terik mentari di sekitar lokasi upacara. Mereka sangat antusias mengikuti napak tilas sejarah detik-detik kemerdekaan yang kali ini juga ditandai dengan bunyi sirene dan pembacaan teks proklamasi oleh wakil rakyat tersebut.
Sebagaimana catatan sejarah, pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia itu pertama kali dibacakan oleh dwi tunggal Ir. Soekarno dan Moh. Hatta di Jl. Pegangsaan Timur pada pagi hari sekitar pk. 10.00 wib, tanggal 17 Agustus 1945. Peristiwa 72 tahun silam itu menandai berdirinya bangsa ini dan menjadi landasan dalam membangun dan memperjuangkan kesejahteraan rakyatnya.
Tema nasional peringatan HUT RI tahun ini yakni: 72 Tahun Kerja Bersama, sangat linier dengan kondisi historis perjuangan bangsa ini. Dimana kemerdekaan bangsa, kemajuan negeri dan kesejahteraan rakyat, disadari sebagai buah kerja bersama dan harus terus diperjuangkan bersama-sama oleh segenap elemen bangsa.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, dalam momentum peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun ini Pemerintah Kota Malang juga memberikan penghargaan kepada tokoh atau institusi yang telah memberikan kontribusi nyata dan sumbangsihnya bagi kemajuan Kota Malang maupun perubahan sosial masyarakatnya.
Melalui Wali Kota Malang, H. Moch. Anton penghargaan dan apresiasi tersebut tahun ini diberikan kepada Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka yang telah merevitalisasi Taman Kota di Jalan Terusan Dieng. Juga PT. Telkomsel atas pembangunan Loop Arena di Taman Merjosari, dan PT Decofresh atas sumbangsihnya dalam realisasi Kampung Putih, Kampung Tridi, dan Kampung Warna-Warni, serta Bank Jatim atas revitalisasi Taman Kendedes di Balearjosari.
Selain itu Forpimda juga mendapat apresiasi atas sinergitasnya yang tiada lelah untuk bahu membahu menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat Kota Malang. Mereka adalah Dandim 0833, Kapolres Malang Kota, dan Kepala Kejaksaan Negeri Malang. Juga penghargaan khusus diberikan pada penggagas Kampung Warna-Warni, melalui Public Relation Universitas Muhammadiyah Malang.
Selamat dan terus berkarya! Kerja Bersama memajukan Kota Malang dan membangun Indonesia yang sejahtera. Dirgahayu 72 th. Indonesiaku! (mazipiend|kelkiduldalem)