Simpang Balapan dan Jl. Ijen, Minggu siang hingga sore kemarin (10/09) kembali menjadi pusat perhatian warga Malang raya, bahkan Nusantara. Ribuan warga tumplek blek di kawasan legendaris itu untuk menyaksikan Malang Flower Carnival 2017 yang kembali digelar oleh Disbudpar Kota Malang bekerja sama dengan Univ Negeri Malang dan Jawa Pos Radar Malang.
Karnaval busana eksotis bertema bunga yang telah memasuki gelaran ke -7 kalinyaitu, tahun ini mengusung tema yang cukup sensual:Eksotika Bunga Nusantara: Puncak Kebudayaan Indonesia!.
Tak kurang 214 peserta dari berbagai daerah mengikuti even yang gaungnya mulai meng-internasional tersebut.Dengan glamoritas busana adikarya masing-masing, mereka berlenggak-lenggok dari panggung megah di Simpang Balapan, menyusuri jalan kembar Ijen sisi timur dan berputar balik hingga berakhir di Museum Brawijaya.
Antusiasme ribuan pasang mata pengunjung sore kemarin seakan terbayar tuntas dengan apiknya gelaran pariwisata tahunan itu dan semakin banyaknya jumlah peserta yang terlibat.
“Dari tahun ke tahun mengalami peningkatan jumlah peserta. Tahun ini diikuti 214 peserta dari Bali, Solo, Banyuwangi, Jember, Kediri, Yogjakarta, Binjai dan lain-lain”, ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni, SH., M.Si dalam pidatolaporan kegiatan tersebut.
Lebih dari itu, Malang Flower Carnival Indonesia juga telah tampil di 27 event internasional di berbagai negara. “Tanggal 24 (September) nanti kita juga akan tampil di Paris Perancis”, ungkap Chairman MFC, Agus Sunandar, S.Pd., M.Sn dalam kesempatan yang sama.
Dalam sambutannya, dosen tata busana tersebut juga berharap bahwa event MFC ini mampu mengangkat kembali citra Malang sebagai Kota Bunga. Namun dengan citra yang tetap pro lingkungan, karena lomba kreativitas busana dalam MFC ini tidak menggunakan bunga-bunga hidup melainkan dari bahan sintetis atau daur ulang.
Lebih lanjut, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Kementrian Pariwisata Esthy Reko Astuti, yang juga hadir saat itu dalam sambutannya menyatakan bahwa event ini sangat strategis dalam upaya pengembangan pariwisata Kota Malang.
“Dalam penelitian kami (Kemenpar) 40% wisatawan mengunjungi suatu destinasi karena adanya suatu event. Maka event ini merupakan salah satu daya tarik Kota Malang dalam pengembangan pariwisata”,ujar pejabat berkacamata tersebut.
“Kedepan, disamping content culture value (nilai budaya) juga adacommercial value (nilai komersil).Sehingga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat’”, harapnya.
Harapan tersebut selaras dengan misi Pemkot Malang yang memang akan terus berinovasi dalam pengembangan pariwisata Kota Malang. “Event- event seperti ini akan terus kita gelar, selain kampung-kampung tematik yang terus bermunculan dan menjadi destinasi wisata baru. Kita akan terus berinovasi membuka potensi-potensi pengembangan pariwisata”, ungkap Sekda Kota Malang, Drs. Wasto, SH.,MH. dalam sambutan pembukaan kegiatan yang juga dihadiri oleh Bupati Parigi Mutong dan Perwakilan Dinas Pariwisata Kota Binjai tersebut.
Tepat pk. 14.05 WIB event tersebut dibuka secara resmi, ditandai dengan pemukulan perkusi bersama-sama oleh Esthy Reko Astuti, Drs. Wasto, SH., MH., Ida Ayu Made Wahyuni, SH., M.Si., Agus Sunandar, S.Pd., M.Sn., dan Letkol. (inf) Nurul Yakin (Dandim 0833).
Seperti dipaparkan diawal, satu persatu pesertapun diberangkatkan. Diiringi live DJ dan perkusi dengan beat-beat ekspresive yang menghentak, mereka berlenggak-lenggok dengan berbagai busana glamournya yang memang memikat. Memberikan hiburan dan juga harapan kepada masyarakat. Pengembangan pariwisata Kota Malang dengan berbagai pendekatan memang terus dilakukan, dan harus membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya.(mazipiend|kelkidal)