Menjaga Citarasa Sejak 1992
Namanya memang ada embel-embel berbau negeri kangguru: aussie!. Tapi jangan salah! bisnis ini gak ada kaitannya dengan negeri kangguru tersebut. “Hanya agar lebih familier dan mudah dikenal” jawab Ibu Mega Puspita Limajaya (61) sang pemilik sambil menerawang mencoba memutar kembali memori masa-masa awal membangun bisnis keluarga ini. Ya, hampir 23 tahun ibu dengan 3 orang anak dan 3 orang cucu ini bergelut dengan kue-kue kering beserta pernak-perniknya. Mega Aussie Cake and Bakery saat ini memang lebih fokus pada bisnis kue kering, meski di awal-awal usaha dulu sempat merambah juga bisnis katering. Keterbatasan tenaga dan usia menjadi alasan mengapa kini ia lebih konsisten dengan core bussines-nya tersebut, selain menurutnya pasar katering kini juga tidak terlalu bersahabat.
Memulai usahanya sejak tahun 1992 saat ini Ibu Mega dengan dibantu putra sulungnya tersebut, setiap hari setidaknya memproduksi 2 jenis kue kering yang dicetak sekitar 300-an kue untuk dikirim ke counter-nya di Pasar Besar Kota Malang. Dengan harga per kue sebesar Rp. 2000,- setidaknya setiap minggu dia mampu mengantongi laba bersih sekitar Rp. 250.000. Pada bulan-bulan ramai akan beda lagi. Yang ia maksud bulan-bulan ramai adalah saat tahun ajaran baru/ awal semester, masa-masa wisuda, ataupun menjelang hari-hari besar keagamaan. Karena, pada saat-saat itulah pesanan akan meningkat pesat. Maklum, langganannya kebanyakan adalah sekolah/ perguruan tinggi, hotel, maupun instansi pemerintah dan swasta. SMAN 3 Malang, SMA Lab., Univ. Negeri Malang, hotel Santoso, Kantor Kabupaten ataupun Sarinah Plaza adalah beberapa klien yang sering order kue kepadanya ketika menggelar suatu kegiatan/acara. Termasuk beberapa sekolah di sekitar wilayah Kidul Dalem.
Pada saat itu jenis pesanan kue bisa bermacam-macam, tergantung permintaan. Bahkan pernah ia melayani hingga 8000 kue dalam suatu order. Dengan pesanan yang berlipat-lipat itu ia biasanya akan mempekerjakan hingga 3 orang untuk membantunya malayani pesanan.
Saat ini ia lebih concern memenuhi permintaan kue kering di Pasar Besar, selain melayani beberapa pesanan dari kolega dan langganannya. Karena, di usia senjanya ini ia ingin mengabdikan diri dan membagikan ilmunya ke lebih banyak orang. Saat ini, selain menjadi Bendahara PITI (Perhimpunan Islam Tionghoa Indonesia) Kota Malang, ia juga kerap disibukkan sebagai trainer dan narasumber di berbagai pelatihan UMKM ataupun kerajinan. PKK Kota Malang, LPM UM, UMM, adalah beberapa pihak yang sering menggandengnya untuk memberikan ketrampilan kepada ibu-ibu dan remaja putri.
Bahkan pernah ia diajak memberikan pelatihan oleh mahasiswa PPL ke daerah pelosok di Paiton Probolinggo. Karena, selain pandai membuat berbagai kue ia juga piawai membuat handycraft kue dari perca/ kain. Bahkan untuk keahlian-keahliannya tersebut beberapa kali pernah di muat di tabloit Nova, tabloit Koki, ataupun tabloit Selera.
Anda ingin mencicipi maknyuss-nya kue-kue kering khas olahannya? Atau tertarik dengan handycraft kue unik buatannya? Silahkan menghubungi contac di bawah ini! (mazipiend|kelkidal)