Menjelang di gelarnya pertemuan APEKSI di Kota Malang, aktivitas kegiatan revitalisasi Alun-Alun Kota Malang terlihat semakin meningkat. Truk dan pick-up pengangkut material keluar masuk ke area proyek yang sekelilingya masih diproteksi dengan pagar tertutup itu. Begitu juga ketika pewarta media ini melongok ke dalam area proyek, sekitar 50-an orang pekerja tampak serius dengan kesibukannya. Sebagaimana diketahui Kota Malang akan menjadi tuan rumah pertemuan para kepala daerah tingkat kota/Walikota dalam forum APEKSI pada tanggal 28 April 2015. Dan, salahsatu agenda kegiatannya adalah Abah Anton akan mengajak para koleganya itu untuk bersama-sama meresmikan dan menikmati wajah baru alun-alun kebanggaan warga Kota Malang ini.
Proyek revitalisasi Alun-Alun Kota senilai 5,9 milyar yang di danai dari program CSR BRI itu adalah salah satu bagian dari obsesi Pemerintah Kota Malang di bawah kepemimpinan Abah Anton untuk meningkatkan proporsi dan kualitas ruang terbuka hijau menuju Kota Malang sebagai green city. Setelah beberapa waktu lalu berhasil mengubah perwajahan Taman Trunojoyo (Trunojoyo Educational Park), Taman Merbabu (Merbabu Family Park), maupun Taman Jakarta (Taman Kunang-kunang), saat ini Taman Kota yang beridentitas Cyber Park itu menjadi sasaran revitalisasi. Yang sangat luar biasa dan harus diapresiasi adalah bahwa proyek-proyek peningkatan kualitas lingkungan tersebut semuanya didanai oleh pihak swasta melalui program CSR-nya sehingga tidak membebani APBD.
Wajah baru Alun-Alun Kota yang dikerjakan oleh kontraktor PT. Antigo Agung Pamenang tersebut rencananya akan dilengkapi air mancur yang didatangkan secara khusus dari Singapore. Dengan sentuhan unsur lighting dan permainan cahaya, air mancur spesial tersebut tentu akan melengkapi wajah baru Alun-Alun Kota Malang yang berkonsep futuristik. Yang menarik adalah, dipertahankannya beberapa icon Alun-Alun Kota yang memang memiliki nilai historikal dan cagar budaya. Diantaranya adalah 4 konter/ kios kuno di keempat penjuru alun-alun, dan pohon-pohon beringin tua yang menjadi saksi perjalanan sejarah alun-alun tersebut bahkan Kota Malang tercinta. Siap menyongsong masa depan dengan tetap menjaga karakter dan identitas diri; agaknya menjadi filosofi dan pesan semangat yang ingin disampaikan perwajahan baru Alun-alun Kota Malang melalui desain yang futuristik dengan tetap melestarikan cagar budaya itu.
Alun-alun sebagai salahsatu ikon Kota Malang yang sebelumnya banyak dikeluhkan karena semakin mirip pasar malam dengan ceceran sampah dan riuhnya PKL itu, diharapkan kembali ke fungsi awalnya sebagai sebuah taman publik yang sejuk dan bersahabat. Sebuah destinasi yang benar-benar ramah dan nyaman bagi semua orang untuk bersantai bersama keluarganya. Betapa bangganya warga Kota Malang jika harapan itu benar-benar segera terwujud. Dan, spirit kebanggan tersebut agaknya ingin didistribusikan juga kepada kota-kota lain di seluruh Indonesia melalui forum APEKSI tersebut. (mazipiend|kelkidal).