Selasa malam kemarin (19/04/2016) sekitar 50 orang berkumpul di Aula Kelurahan Kidul Dalem untuk mengikuti kegiatan Pembinaan Administrasi RT/RW. Mereka adalah para Ketua RT. dan Ketua RW. ataupun pengurus lain yang mewakili. “Sekitar 50 orang yang hadir dari 58 yang diundang, yakni 8 Ketua RW. dan 50 Ketua RT.”, ujar Pak Nadhir, Kasi Pemerintahan & Trantibum yang menggawangi kegiatan tersebut.
Dimulai sekitar pk. 19.30, acara yang dipandu Bu Erma itu dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan. Diiringi musik dan teks slide, panitia dan para pengurus kampung itupun terlihat kompak berkumandang. Dua orang Pemateri kegiatan malam itu adalah narasumber yang benar-benar berkompeten: dari Dispendukcapil Kota Malang. Masing-masing adalah Dra. Trini Pujiastuti Kepala Seksi Pendaftaran Penduduk pada Bidang Kependudukan, dan Ibu Windra Novisari, S.Sos., M.AP, Kepala Seksi Kelahitan dan Kematian pada Bid. Catatan Sipil.
“Setiap perubahan data kependudukan baik di KK maupun KTP harus dilaporkan atau diajukan perubahannya selambat-lambatnya 30 hari sejak terjadinya peristiwa perubahan data tersebut”, ujar Ibu Trini yang malam itu menyampaikan materinya di sesi pertama. “Dan, diluar itu sebenarnya ada sangsinya bapak-bapak, 50 ribu untuk warga asli dan 100 ribu untuk warga luar kota atau pindahan”, sambung wanita ramah tersebut.
Dua Kepala Seksi itupun bergiliran menyampaikan paparannya. Termasuk bergantian menjawab dengan sabar setiap pertanyaan dari para pengurus kampung yang hadir. Mulai dari pertanyaan-pertanyaan serius hingga yang menggelitik dan mengundang senyuman. “Seperti saya yang sudah hampir 60 tahun ini bu, apa perlu mengurus akte kelahiran?”, tanya salah satu peserta yang kemudian memperkenalkan sebagai Pak Giarto. Ibu Windra dengan telaten menjawab panjang lebar pertanyaan salahsatu pengurus RT dari RW 02 itu.
Gayengnya dialog tentang kependudukan termasuk kompleksitas-nya melayani kebutuhan administrasi warga, membuat waktu terasa bergulir cepat. Hingga menjelang pukul sebelas malam terlihat masih ada peserta yang penasaran dan hendak mengacungkan tangan untuk bertanya. Sayang, waktu tak bisa dilawan dan kegiatan tetap harus diakhiri.
Segala penasaran yang tersisa, biarlah jadi diskusi sehat diantara mereka; pejuang-pejuang kampung yang tak pernah lelah melayani warganya. Dan,akan selalu ada jalan keluarnya. (mazipiend|kelkidal)