Opini

Antara Polemik Pajak dan Perayakan Sumpah Pemuda Ala Google

logo_hsp_2016


Hari ini 28 Oktober 2016, tepat 88 tahun peringatan spirit Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 lampau. Menandai semangat tersebut, dunia mayapun hari ini diwarnai pesan-pesan bergambar dan meme bernuansa semangat Sumpah Pemuda. Mulai yang unik dan jenaka hingga yang bernada formal dan esensial. Tak hanya beredar di medsos, bahkan tampilan halaman utama mesin penjelajah web Google-pun menyajikan pesan semangat ikrar kebangsaan khas pemuda Indonesia tersebut.

Simak halaman utama penjelajah web Google hari ini (Jumat, 28/10) yang tampil beda dengan ilustrasi enam pemuda pemudi berbusana adat dari beberapa suku di Indonesia. Diantaranya terlihat dari suku Jawa, Bali, ataupun Betawi. Keenam karakter tersebut dengan bersemangat seolah meneriakkan: “Satu Tanah Air”, “Satu Bangsa”, dan “Satu Bahasa”, melalui animasi teks warna-warni yang muncul bergantian di bagian atas doodle saat pengguna menekan tombol play.

Perusahaan IT raksasa yang berkantor pusat di California dan sedang berpolemik dengan pemerintah RI karena urusan pajak itu, agaknya tak ingin kehilangan momentum untuk “berpartisipasi” dalam hiruk pikuk perayaan semangat Sumpah Pemuda di dunia maya. Mereka turut mengingatkan ikrar yang diucapkan oleh pemuda dari berbagai suku bangsa di nusantara, yang memantik rasa kebangsaan dan kemudian menjadi modal besar bagi kemerdekaan bangsa Indonesia kala itu.

0219461Google-Doodle780x390

Tampilan Google Doodle hari ini pada Halaman Utama dengan ilustrasi Perayaan Hari Sumpah Pemuda (28/10)

Sebenarnya tampilan unik Google Doodle hari ini tak terlalu istimewa. Pasalnya pada momen-momen tertentu, doodle (gambar sederhana yang dapat memiliki makna) di halaman utama Google memang kerapkali keluar dari tampilan klasiknya dan turut mewarnai peringatan kejadian luar biasa pada saat itu. Mungkin agar lebih mengakar dan menyatu atau merebut hati pengunjungnya.

Namun ide untuk “lebih mengakar” melalui bahasa rupa doodle-nya kali ini mungkin agak terasa getir bagi bangsa ini, karena perusahaan digital itu masih menyisakan bara terkait perpajakan dengan pemerintah Indonesia.

Catatan kaki ini tak hendak mencurigai ketulusan atau niat baik “mbah Google” dengan pesan-pesan humanisnya melalui bahasa gambar tersebut. Hanya mengingatkan bahwa ungkapan persahabatan tersebut tak harus memalingkan warga digital Indonesia dari masalah pajak yang tengah terjadi.

Ya karena, melalui momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 88 hari ini Google Doodle seolah masih tersenyum simpul seraya mengirim pesan digital bahwa pertikaian pajaknya dengan republik ini, tak akan mengurangi senyum khas sang Google (melalui doodle-nya). Bahkan kali ini seolah turut bermaklumat: “Satu Tanah Air”, “Satu Bangsa”, dan “Satu Bahasa” untuk generasi milenial Indonesia.

Sementara itu, dengan spirit peringatan sumpah pemuda tersebut agaknya pemerintah republik ini justru harus makin keras lagi berjibaku menggalang amunisi sosial guna melawan raksasa kapital internasional itu. Harus sangat disadari bahwa di era digital ini, meme dan doodle-pun bisa jadi “senjata lunak” nan ampuh dalam kancah perang opini. Dan, fakta ini patut pula untuk diwaspai! Hmmmmm….  (mazipiend|kelkidal).