Berhasil menggandeng PT. Bentoel untuk mempercantik Taman Trunojoyo, melalui CSR perusahaan yang sama Pemkot Malang selanjutnya menyulap taman di Jalan Jakarta. Taman yang ketika malam terkesan angker itu menjadi tempat kongkow yang nyaman dengan aneka ornamen lampu hias nan indah. Di taman yang kemudian dinamakan Taman Kunangkunang ini masyarakat dan wisatawan dapat menikmati keindahan salah satu sudut Kota Malang pada malam hari.
Penataan taman kota sebagai tempat wisata keluarga, juga dilakukan Abah Anton di Taman Merbabu. Menggandeng CSR dari PT Beiresdorf Indonesia, taman yang sebelumnya terkesan tak terawat ini kemudian diubah menjadi tempat bersantai yang memikat sehingga selalu ramai sebagai tempat baru wisata keluarga warga kota.
Tak ketinggalan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga terlibat untuk membiayai pembangunan kota melalui proyek revitalisasi Alun-Alun Merdeka. Kawasan yang sebelumnya kusam dan bak pasar senggol itu, dengan dana CSR lebih dari 5 miliar kini menjadi taman publik yang cantik, lebih-lebih saat malam hari.
Setelah lelah berbelanja di berbagai pusat perbelanjaan modern ataupun seraya menunggu keluarga beribadah di Masjid Jami, Gereja Kristen Imanuel, maupun Gereja Katolik Kayutangan, beristirahat di Alun-alun Malang menjadi pilihan yang nyaman bagi warga maupun wisatawan yang sedang berkunjung di kota ini.
Tak cukup sampai disitu, kesuksesan Abah Anton mengubah wajah Kota Malang mengundang perusahaan lain untuk juga mengalirkan dana CSR-nya juga. Saat ini PT Otsuka Indonesia tengah bersiap melakukan pembenahan Hutan Kota Malabar dengan konsep rumah pohon-nya. Di luar itu, sejumlah perusahaan juga telah siap menyalurkan dana CSR-nya untuk pembangunan Taman Mojolangu di Kecamatan Lowokwaru, maupun di Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing.
Intinya melalui terobosan dan inovasi pemimpin daerah, alasan terbatasnya anggaran atau minimnya APBD tidak seharusnya menghalangi warga kota untuk mendapatkan hak-haknya atas kenyamanan. Dan, di Kota Malang kunci keberhasilan terobosan-terobosan tersebut adalah kemampuan sang Walikota dalam menggalang berbagai potensi dan elemen masyarakatnya.
Kalangan Akademisi, Pengusaha Swasta dan BUMN, Militer bahkan tokoh masyarakat dan pemuka agama digandeng untuk diajak bersama-sama memikirkan dan membangun kota ini. Berbagai elemen masyarakat itupun merasa bangga dilibatkan membenahi kotanya. Merekapun berkontribusi sesuai kapasitas sosial masing-masing.
Di tengah ketatnya parameter penilaian ajang koran-sindo tersebut, inilah agaknya salahsatu variabel mengapa Abah Anton layak mendapat penghargaan sebagai salah satu Kepala Daerah Inovative di tahun 2015 ini.
Selamat Abah Anton! Warga Malang bangga menjadi bagian dari kota yang dipimpin oleh kepala daerah inovatif!.
*) Pecinta Literasi dan Staf Kelurahan di Kota Malang
share its with :