Kirab Budaya 2015 yang berlangsung pada Rabu (19/08) siang kemarin benar-benar semarak. Diikuti 84 mobil hias dari sejumlah institusi pemerintah, lembaga pendidikan, perhotelan, perbankan bahkan beberapa kelompok keagamaan (klenteng & masjid). Jumlah mobil hias tersebut membengkak dari catatan awal panitia sebanyak 75 peserta.
Sementara dari peserta kirap pejalan kaki terdapat 17 kelompok penggiat seni. Diantaranya terdiri dari Perguruan Pencak Silat, Paguyuban Reog dan Jaranan, Hadrah, Perkumpulan Dalang, Sanggar Seni maupun Komunitas Seniman lainnya.
Acara yang dipusatkan dari Depan Balaikota Malang itu, dibuka dengan Tari Beskalan oleh 9 penari dari UM. Disusul dengan tari Gading Alit karya Sanggar Rumah Kreasi Nusantara serta penampilan Sendratari berkisah tentang peperangan Prabu Klana Suwandono dengan Pecut Kyai Samandiman-nya dalam memerangi angkaramurka. Hiburan pembuka tersebut segera menyita animo masyarakat, yang sudah menyemut sejak pukul 10 pagi.
Dari tribun VIP, selain Walikota Abah Anton dan Umi Farida juga terlihat turut menyaksikan Wakil Walikota Drs. Sutiaji, Ketua DPRD Drs. Arif Wicaksono , termasuk beberapa pejabat TNI-Polri dan Forpimda lainnya. Beberapa tamu kehormatan dari Belanda dan Irlandia serta beberapa turis asing juga terlihat sangat menikmati penampilan eksotisme budaya Malangan tersebut.
“Pemerintah Kota Malang berkomitmen untuk memperbanyak event-event kebudayaan seperti ini, guna memberi ruang bagi kelestarian budaya Malangan sehingga tidak punah oleh jaman”, ujar Abah Anton dalam sambutannya pada kegiatan karnaval budaya dan defile mobil hias tersebut.
Sekitar pukul 14.00 wib. iring-iringan kirab budaya tersebut diberangkatkan untuk menyusuri jalan Kahuripan- Semeru- Ijen- dan berakhir di Jl. Simpang Balapan. Selain seni dan budaya Malangan, beragam tema juga ditampilkan oleh mobil hias peserta. Selain naga dan singa dengan musik patrolnya yang tetap mendominasi, beberapa mobil hias tersebut juga mengusung tema-tema baru yang terlihat unik dan segar.
Seperti dari ITN yang mendesain mobilnya dengan robot dan energi terbarukan. Juga dari DPUPBB yang mengeluarkan truk panjangnya untuk mengusung konsep sebuah Bangunan Jembatan. Sementara Hotel Harris menampilkan kepiawaian para chef-nya dalam memasak dan bermain api di atas mobil terbuka.
Tak ketinggalan Dinas Pertanian selain menampilkan mobil hias dengan penuh makanan dan hasil pertanian, untuk menarik perhatian mereka juga menyertakan transportasi tradisional khas pedesaan tempo doeloe berupa cikar yang ditarik 2 ekor sapi.
Beberapa peserta kirab juga terlihat memberi kejutan kepada sang Walikota. Mereka menghampiri tribun VIP dan memberikan kenang-kenangan kepada orang nomor satu itu. Abah Anton dan Umi Farida terlihat antusias menerima pemberian simbol tanda cinta rakyat kepada pemimpinnya tersebut.
Diantara menyemutnya penonton yang mengelilingi area pemberangkatan, beberapa Panitia dan anggota Satpol PP terlihat berkali-kali harus menghalau penonton yang membludak hingga menggaggu pergerakan peserta kirab. Secara umum, hajatan tahunan Pemkot Malang untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-70 ini berlangsung lancar dan sukses.
Menjelang petang parade peserta di barisan akhir telah berada di kawasan jalan Ijen untuk menuju finish di Simpang Balapan. Sepanjang sore itu, seluruh peserta kirab telah berhasil memberikan hiburan gratis yang edukatif bagi masyarakat.
Hingga matahari mulai terbenam beberapa ruas jalan masih terlihat macet dan merayap, namun para pengendara dan pengguna jalan itu kali ini terlihat mahfum. Mereka rela, ini adalah bagian dari euforia kemerdekaan negeri tercinta. Dirgahayu 70 Tahun Kemerdekaan Indonesia! Ayo Kerja Malangku tercinta!
share its with :