Ajang pertemuan para Kepala Daerah Kota dan Kabupaten se-Indonesia melalui forum APEKSI yang akan berlangsung di Kota Malang pada 18 hingga 23 Juli 2017 geliatnya mulai terasa. Spanduk dan umbul-umbul terkait hajatan nasional itu sejak beberapa hari belakangan mulai terlihat di sudut-sudut kota. Taman, trotoar dan fasilitas publik lainnya juga terlihat terus dipoles dan dipercantik.
Sementara itu, di Aula Kelurahan Kidul Dalem hari ini (11/07/17) juga berlangsung komunikasi persuasif antara Satpol PP Kota Malang dengan para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang selama ini berjualan di trotoar maupun bahu jalan kawasan Jl. Aris Munandar-Jl. MGR. Sugiopranoto-Jl. Mahapahit maupun Jl. Gajahmada. Seluruh kawasan tersebut memang masuk wilayah kelurahan yang dipimpin oleh Johan Fuaddy, S.STP., M.Si ini. Ternasuk, para pedagang tersebut sebagian besar memang warga atau masyarakat yang berdomisili di wilayah Kel. Kidul Dalem.
Dalam dialog tersebut, Kabid. Trantibum Satpol PP. Kota Malang, Dul Radjak, dan Kasi. Opsdal. Trantibum Satpol PP. Kota Malang, Parlindungan Hutasoit, dengan sabar dan penuh kekeluargaan memberikan pemahaman kepada para PKL tersebut. Mereka juga didampingi oleh Kasi Pemtrantibum Kec Klojen, Sumargono, Bhabinsa Kel. Kidul Dalem Serda Sunet dan Pelda Faizin, dan tentu saja Lurah Kidul Dalem selaku tuan rumah.
“Kalau terpaksa tetap harus jualan (di situ) ya monggo, silakan! tapi harus di dalam pagar agar tidak melanggar perda. Jangan sampai di trotoar atau bahu-bahu jalan karena pasti akan kami tertibkan“, himbau pak Dul Radjak. “Saya mengajak, ayo kita bersihkan Kota Malang menjadi semakin indah, sehingga juga meningkatkan taraf hidup jenengan. APEKSI ini juga untuk kepentingan masyarakat Malang“, pungkasnya lagi.
Sebagaimana diketahui, wilayah Kelurahan Kidul Dalem yang merupakan jantung kota dan pusat bisnis, tentu juga menjadi kawasan yang cukup menggiurkan bagi para PKL untuk mengais rupiah. Apalagi ikon-ikon penting Kota Malang juga terdapat atau bersinggungan dengan wilayah ini. Balaikota, Gedung DPRD, Alun-alun Tugu, Taman Kertanegara, Taman Mojopahit, Alun-alun Malang, mall-mall dan tempat kuliner-kuliner penting juga ada dikawasan ini. Sementara itu Masjid Jami, Pasar Hewan dan Bunga Splindid, Kampung Wisata Tridi dan KWJ, dan hotel-hotel eksklusif langganan pejabat (Hotel Tugu, hotel Splindid Inn) juga bersinggungan dengan wilayah yang dilintasi kelokan Sungai Brantas ini. Lengkaplah sudah katalis di wilayah ini sebagai lahan subur bagi PKL
Sementara itu Mustofa, salah satu PKL yang sebelumnya berjualan di trotoar Jl. Aries Munandar mengaku legowo dan telah pindah masuk ke dalam kawasan Pertokoan Ramayana. Namun pedagang pecel itu mengaku risau dengan pedagang bermotor seperti cilok, yang kerap tiba-tiba berjualan di lokasi yang ditinggalkannya.
“Monggo koordinasi dengan pak RW. Kalau kesulitan dan mentok, silahkan menghubungi kami“, jawab pejabat senior di Satpol PP. itu.
Lurah Kidul Dalem, Johan Fuaddy, S.STP., M.Si dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa kelurahan juga mengemban tugas-tugas pemerintahan yang memang harus bersinergi dan harus ditindaklanjuti. Selain tentu saja tugas-tugas sosial dan pemberdayaan masyarakat yang harus tetap dilaksanakan tanpa melakukan pembiaran terhadap pelanggar regulasi dan ketertiban. “Harapannya semuanya memahami dan mentaati regulasi yang ada“, tutur lurah ramah itu.
Meski tak semua pedagang menyampaikan uneg-unegnya, dari mimik dan gestur para PKL yang hadir sore itu terlihat bahwa sevagian besar dari mereka dapat memahami dan sepakat, bahwa Kota Malang tercinta harus tetap menjadi mercusuar bagi kota-kota lain di Indonesia. Tentu saja dalam hal pembangunan yang berkesejahteraan dan peran aktif warganya. Semoga!