4. Pasar Loak Comboran
Pasar unik berikutnya adalah Pasar Comboran. Meski keramaiannya jauh menurun dibandingkan 10 atau 20 tahun lalu, pasar loak yang terletak di sebelah selatan Pasar Besar ini tetap terasa unik. Tahun 1980 – 1990 an mungkin adalah tahun-tahun emas Pasar Comboran. Kala itu, pasar barang bekas ini cukup kondang hingga pengunjungnya datang dari berbagai kota. Apalagi di akhir pekan atau saat hari libur; ruas jalan Tanimbar, Halmahera dan Irian Jaya yang menjadi urat nadi Comboran selalu ramai dengan hiruk pikuk khas pasar rakyat.Tidak saja teriakan dari para pedagang onderdil loakan, tetapi juga dari lapak-lapak penjual barang-barang “tak umum” lainnya. Memang, barang dagangan “tak umum” itulah salah satu pemikat para pengunjung di sana. Mulai patung-patung antik, benda-benda unik dan langka hingga lukisan kuno. Dari perangko bekas hingga koin dan uang lawas, atau ada juga pedagang keris, pusaka bertuah dan jimat-jimat berbau klenik, semuanya ada di sana. Bahkan, aneka pengobatan alternatif yang tak kalah ekstrim; obat koreng dari minyak kobra, obat kuat dari tangkur buaya, hingga pembasmi kutu dari bisa kalajengking. Plus; aneka tingkah pola para penjualnya yang menarik dan kadang menggelikan, juga ada di sana. Tak ketinggalan para peramal judi buntut dan pesulap jalanan ikut meramaikan suasana. Ketika itu “wahana” pasar comboran benar-benar komplit sebagai ajang “rekreasi” rakyat marjinal.
Kini, segala keseruan itu nyaris hilang entah kemana. Namun sebagai sebuah pasar loak besar, Comboran tetaplah khas dengan segala keunikannya. Bedak-bedak onderdil jalan Tanimbar tetap menjadi jujugan utama para pencari sparepart motor atau mesin bedengan. Kawasan jalan Irian Jaya tetap semarak dengan lapak-lapak aneka peralatan serba ada, baik yang “gres” pabrikan maupun yang seken dan loakan. Dari peralatan tukang, pertanian hingga tool teknik dan listrik. Perlengkapan sanitair hingga asesories hape, tabung elpiji hingga kompor gas. Juga baju-baju bekas hingga sandal kesehatan, lengkap tersedia dengan harga yang ramah.
Paling unik adalah loakan yang menempati Jl. Halmahera. Di kawasan jalur lintasan kereta api pertamina itu banyak ditemuai PKL barang bekas yang mangkal di sana. Mulai barang-barang elektronik, aksesoris mobil atau motor, helm seken, buku-buku dan kaset-kaset lawas, pakaian bekas, perlengkapan olahraga, perlengkapan dapur, mainan anak – anak hingga peralatan kantoranpun ada di sini. Sebagian dari mereka menggelar dagangannya berjajar di kiri atau kanan rel kereta api dengan sebuah alas yang ternyata sangat “tepat guna”.
Keunikan baru terasa ketika kereta pengangkut minyak tiba-tiba melintas di sana. Suara samar-samar yang disertai getaran khas kereta api, sekonyong-konyong berubah menjadi peringatan lisan yang bersahutan. Dan, membuat kerumunan pembeli dan pedagang yang sedang asyik bertransaksi itu sejenak bubar. Para pembeli segera membalikkan badan beberapa langkah untuk menghindar, sementara sang penjual bergerak cepat menyelamatkan barang dengan menarik ujung-ujung alas dagangannya. Suara dan tangki gerbong yang serasa di depan hidung tak menyurutkan niat mereka. Begitu sang kereta telah lewat, dalam sekejap mereka sudah balik seperti semula. Beraktivitas kembali seperti sediakala seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Pengunjung yang pernah mengalami atau melihat situasi seru pemicu andrenalin tersebut pasti tersenyum simpul dan selalu kangen untuk menikmatinya lagi.